Plastik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan modern. Setiap hari, miliaran orang menggunakannya untuk menjaga kesegaran makanan, pabrik otomotif mengandalkannya untuk membuat mobil yang lebih ringan dan lebih hemat bahan bakar, sedangkan perusahaan peralatan medis menggunakannya untuk memproduksi peralatan medis yang lebih aman.

Namun, tingkat kemampuan daur ulang limbah plastik untuk penggunaan di masa mendatang tidaklah sama, khususnya di negara AsiaMeski masyarakatnya sering menggunakan kembali barang plastik, tapi limbah tetap menumpuk di pembuangan sampah karena infrastruktur daur ulangnya belum memadai.

ExxonMobil, perusahaan energi dan bahan baku, telah berupaya mengatasi tantangan ini di Indonesia demi mengurangi limbah sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

ExxonMobil berkolaborasi dengan berbagai kelompok masyarakat di Jawa Timur, seperti

Pusat Layanan dan Pengelolaan Limbah Terpadu serta Forum Bank Sampah Tuban, untuk mengurangi limbah. Para aktivis muda desa dan perempuan setempat juga berpartisipasi dalam mengembangkan solusi jangka panjang bagi wilayah tersebut.

Bersama-sama, mereka menciptakan ide untuk membangun alun-alun desa dan taman bermain anak-anak baru yang seluruhnya terbuat dari plastik daur ulang, dengan mengubah limbah menjadi bahan bangunan tahan lama bernama eco-brick.

Membangun komunitas dari kolaborasi daur ulang

Eco-brick adalah blok bangunan yang terbuat dari satu botol plastik berkapasitas 600 mililiter. Eco-brick sudah pernah digunakan dalam pembuatan tanggul sungai untuk melindungi wilayah sekitarnya dari erosi dan banjir.

Lebih dari 400 siswa dari sekolah setempat berhasil mengumpulkan 6.000 botol bekas dalam waktu enam bulan lebih.

Eco-brick digunakan untuk membangun dinding taman, sedangkan botol plastik yang belum diproses dimanfaatkan sebagai pot tanaman vertikal.

Sejak saat itu, masyarakat semakin berfokus untuk menjadikan taman ini sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara dan arena bermain bagi anak-anak.

Menurut Kepala Desa setempat, Aji Agus Wiyoto, taman eco-brick juga telah menciptakan peluang bisnis bagi wilayah tersebut.

Wiyoto berharap taman ini nantinya bisa menjadi pusat pembelajaran pengelolaan sampah plastik untuk berbagai komunitas dan pengasahan keterampilan pembuatan eco-brick.

Taman ini merupakan taman eco-brick pertama – dan satu-satunya – di wilayah Jawa Timur.

Secara keseluruhan, proyek kerja sama antara ExxonMobil dan masyarakat setempat telah berhasil mengurangi limbah plastik sebanyak kurang lebih2 ton.

ExxonMobil juga berhasil menciptakan cara untuk mengurangi limbah masyarakat di Hong Kong.

Limbah plastik menyumbang hampir seperempat bagian dari total limbah padat harian di sana.

Demi mengurangi limbah, ExxonMobil Hong Kong bekerja sama dengan Drink Without Waste untuk menyediakan lebih dari 30 tempat pengumpulan botol plastik dan 22 tempat daur ulang kaca di seluruh stasiun layanan Esso Hong Kong.

Dalam dua bulan saja, kami berhasil mengumpulkan lebih dari 200 kilogram plastik.

Botol plastik PET yang terkumpul akan diubah menjadi bahan baku untuk kemasan aman dikonsumsi, sedangkan kaca akan dihancurkan untuk menggantikan peran pasir sungai alami dalam proses produksi bahan konstruksi.

Mengambil plastik yang akan didaur ulang untuk mengurangi limbah

Karyawan ExxonMobil juga terlibat langsung untuk menjadikan Hong Kong yang lebih bersih melalui acara pembersihan pantai.

Karyawan kantor ExxonMobil Esso di Thailand menyadari peningkatan limbah plastik akibat maraknya pengiriman dan bungkusan makanan dengan plastik sekali pakai karena alasan kebersihan terkait COVID-19.

Oleh sebab itu, kantor kilang Esso di Bangkok dan Sriracha berpartisipasi dalam proyek ‘Send Plastic Home’ untuk mengurangi limbah plastik.

Kampanye tersebut mendorong orang untuk memilah dan membuang plastik yang keras atau elastis ke tempat khusus di kantor, mulai bulan September hingga Desember 2020, yang nantinya akan dikumpulkan untuk didaur ulang.

Proyek kampanye ini berhasil mendaur ulang hampir setengah ton plastik.

Esso terus mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam kampanye pengelolaan limbah dan perawatan lingkungan demi masyarakat yang lebih baik.

Masyarakat di seluruh Asia Pasifik semakin terdorong untuk mengubah limbah plastik menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi dunia.

Tags

  • icon/text-size
You May Also Like

Jelajahi Selengkapnya

Kotak ini bisa mengubah cara kita membuat energi, ayo lihat!
Ada Sampah Plastik yang Tidak Dapat Didaur Ulang: Bisakah Daur Ulang Mutakhir Mengatasinya?