Hari pertama di kantor baru tidak selalu  mudah; bahkan orang yang paling siap pun akan menghadapi kurva belajar yang curam.

Sekarang bayangkan hari pertama di mana Anda harus membantu sumur gas menjadi online untuk sebuah  operasi LNG besar – yang menangani hingga 1 miliar kaki kubik gas sehari – untuk Proyek energi sebesar US$19 miliar.

Apakah Anda memiliki apa yang diperlukan?

Ini hari pertama yang dihadapi oleh Vickie Watch, yang juga adalah  teknisi ruang kontrol pabrik gas (CRT) perempuan pertama di ExxonMobil Papua Nugini yang bekerja pada  Hides Gas Conditioning Plant utama perusahaan.

PNG woman at central control panel

Vickie Watch di ruang kontrol.

PNG LNG Hides Gas Conditioning Plant ditutup pada Februari 2018 setelah gempa bumi besar  berkekuatan 7,5 mengguncang Provinsi Hela PNG.

Vickie masih dalam pelatihan dan baru saja beristirahat ketika gempa terjadi.

Tetapi hanya dalam beberapa minggu kemudian dia menjadi penanggung jawab untuk hari resmi pertamanya bekerja di ruang kontrol, di mana dia tidak hanya harus memahami penutupan pabrik dan merencanakan memulai kembali, tetapi juga harus memainkan peran penting dalam proses pemulaian kembali itu sendiri.

“Saya berada dalam tekanan. Tidak ada simulasi sebelumnya,” ucap Vickie. “Ini kejadian langsung.”

Itu adalah hari yang panjang dan menegangkan, tetapi  ia mengatasi berbagai tantangan.

Vickie tidak sendirian. Ia  didukung oleh rekan-rekannya dan mentornya selama proses berlangsung dan berhasil memulai kembali aliran gas dari sumur ke pabrik.

Tetapi bagaimana dia bisa sampai di sana?

Dia memulai kariernya dengan ExxonMobil pada tahun 2012. Saat itu ia mengikuti pelatihan keterampilan operasi dasar, dan lulus dari pelatihan khusus fasilitas untuk operasi Hides Gas Conditioning Plant pada tahun 2014 sebelum akhirnya mengikuti pelatihan untuk menjadi operator ruang kontrol yang mengoptimalkan proses pabrik dengan pemantauan instrumentasi.

Dia mengatakan pelatihan tingkat tinggi semacam ini, memberikan orang Papua Nugini keterampilan untuk menggerakkan negara mereka sendiri, yang dibutuhkan bangsa ini untuk mengukir masa depannya sendiri.

“Pelatihan lebih dari lima tahun telah diinvestasikan kepada saya, termasuk pengembangan keterampilan dan bimbingan yang terus-menerus,” ucapnya. “Pengembangan kapasitas semacam ini adalah cara Anda mengubah masa depan PNG.”

Pengalaman Vickie dalam membantu memulai kembali pabrik Hides telah mendorongnya untuk mengambil peran aktif dalam membangun kemampuan industri Papua Nugini.

“Saya siap dan ingin terlibat dalam memulai proyek ExxonMobil baru di Papua Nugini,” katanya.

Tags

  • icon/text-size
You May Also Like

Jelajahi Selengkapnya

Kotak ini bisa mengubah cara kita membuat energi, ayo lihat!
Ada Sampah Plastik yang Tidak Dapat Didaur Ulang: Bisakah Daur Ulang Mutakhir Mengatasinya?