Para pemimpin sektor publik dan swasta dari 21 ekonomi kawasan Asia-Pasifik akan bertemu minggu ini di Papua Nugini (PNG) untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik 2018. Tempat dimana pertemuan ini akan berlangsung diadakan di sebuah landmark gedung yang baru selesai dibangun beberapa minggu lalu dan berada di tepi laut Port Moresby – sebuah monumen yang melambangkan warisan budaya dan pertumbuhan ekonomi PNG.

Dalam waktu kurang dari lima tahun sejak proyek gas alam cair (LNG) pertama di PNG berjalan, ekspor energi melonjak, menarik investasi dan eksplorasi lanjut, serta membantu menciptakan lapangan pekerjaan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Sangat menyenangkan bisa hadir di wilayah yang berpengaruh seperti ini, pada waktu yang tepat, karena Asia-pasifik akan menjadi wilayah yang membuka dan mempersembahkan abad ke-21”, ujar ExxonMobil Senior Vice President, Neil A. Chapman, dalam pidato pembukaannya di KTT tanggal 16 November. “Cadangan gas alam Papua Nugini yang berlimpah menciptakan banyak peluang bagi Asia-Pasifik.”

Wilayah yang sebelumnya terkenal karena terisolasi dan medan yang terjal, negara ini menjadi rumah bagi 8 juta orang dan lebih dari 800 bahasa pribumi. Hari ini, perhatian dunia internasional melalui APEC dan melonjaknya permintaan regional untuk gas alam telah menjadi keunggulan bagi bangsa yang sedang bangkit ini.

Para pengamat dapat melihat proyek PNG LNG paling mutakhir milik ExxonMobil senilai 19 miliar dolar, yang membentang di lima provinsi, dari Highlands ke pantai dekat Port Moresby, sebagai pemahaman rencana kemajuan negara ini. Proyek tersebut pada tahun 2017 memproduksi 8,3 juta metrik ton gas alam, 20 persen lebih banyak dari perkiraan ketika fasilitas tersebut dimulai pada tahun 2014.

Sejak 2010, ExxonMobil telah menghabiskan lebih dari $5 miliar USD dengan beberapa perusahaan lokal untuk membantu membangun proyek PNG dan telah mendukung Pusat Usaha Bisnis PNG, yang telah memupuk kemampuan lebih dari 500 bisnis PNG dan hampir 19.000 pengusaha lokal.

PNG LNG menghasilkan listrik yang dapat diandalkan untuk memenuhi 20 persen kebutuhan Port Moresby, dengan kapasitas tambahan untuk generasi mendatang. Dan manfaatnya meluas di seluruh Asia-Pasifik, di mana bahan bakar rendah karbon dari Papua Nugini bergabung dengan ekspor gas alam dari Australia, Qatar, dan negara lainnya.

“Nanti ketika kisah lengkap abad 21 ditulis, para sejarawan akan merefleksikan asal-usul Zaman Keemasan di wilayah ini,” jelas Chapman. “Dan mereka akan mengenali tempat-tempat seperti Papua Nugini – berkat pencerahan visi para pemimpinnya – sebagai jantung yang memungkinkan kemajuan tersebut.”

Tags

  • icon/text-size
You May Also Like

Jelajahi Selengkapnya

Kotak ini bisa mengubah cara kita membuat energi, ayo lihat!
Ada Sampah Plastik yang Tidak Dapat Didaur Ulang: Bisakah Daur Ulang Mutakhir Mengatasinya?