Saat kecil, saya lebih tertarik pada elektronika daripada boneka dan mainan biasa. Ini karena,  kebanyakan teman masa kecil saya adalah anak laki-laki yang juga gemar mengutak-atik sepeda motor, radio, dan peralatan lainnya.

Kegemaran akan teknologi ini  akhirnya mengantar saya mendapatkan gelar sarjana teknik elektro dari Universitas Negeri Malang di Jawa Timur. Setelah lulus, saya bekerja di perusahaan garmen untuk memelihara sistem kelistrikan mereka.

Sekitar tahun 2009, ExxonMobil membangun fasilitas produksi minyak dan gas baru di lapangan Cepu di Jawa Timur. Saat itu ada lowongan ahli listrik dan saya mengirimkan lamaran pekerjaan saya.

Saya kembali menjadi satu-satunya perempuan di kelas pelatihan kelistrikan. Namun, saat dikirim ke California untuk pelatihan lanjutan pada tahun 2011, saya melihat bahwa perempuan dan laki-laki diperlakukan setara dan setiap orang bekerja bersama sebagai tim. Pengawas kami di sana memberi tanggung jawab dan kebebasan yang lebih luas, dan hal itu meningkatkan rasa percaya diri saya.

Saya kembali ke Indonesia pada tahun 2012 sebagai teknisi listrik yang ditugaskan di Fasilitas Produksi Awal (Early Production Facility/EFP) di Bojonegoro, Jawa Timur. Saat itu kami baru memulai produksi minyak di blok Cepu, dan merupakan saat yang menyenangkan bagi semua yang terlibat.

Kini saya telah bergabung dengan ExxonMobil selama hampir 10 tahun dan, Insya Allah, akan tetap di sana hingga pensiun. Rasanya seperti bersekolah namun mendapatkan penghasilan untuk  berkontribusi setiap hari. Di dalam tim saya, delapan anggota lainnya adalah laki-laki. Meskipun banyak perempuan Indonesia lainnya yang bekerja di perusahaan ini,  namun, saya adalah satu dari sedikit orang yang tampaknya memilih berada di lapangan dan tidak di belakang meja.

Saya memiliki putri berusia 12 tahun dan putra berusia 4 tahun. Sama seperti saya, putri saya berkata bahwa ia juga ingin pergi ke luar negeri suatu saat nanti. Ia belum memutuskan apa yang akan dipelajarinya atau pekerjaan apa yang akan dilakukannya, namun saya bahagia karena ia meneladani saya dalam beberapa hal penting.

  • icon/text-size
You May Also Like

Jelajahi Selengkapnya

Junaedi Setiawan: Mari jadikan keselamatan sebagai prioritas nasional
Helly Astanto: Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan