Sebelum bekerja di ExxonMobil, saya tidak tahu banyak tentang perusahaan ini. Menjelang lulus SMA pada tahun 2009, kepala sekolah menyarankan saya untuk melamar lowongan kerja di koran daerah kami.

Desa kami berada di dekat fasilitas baru yang dibangun perusahaan ExxonMobil di Bojonegoro, namun terasa jauh bagi saya.

Ayah saya cemas saat mendengar bahwa saya melamar pekerjaan tersebut dan memenuhi syarat untuk diwawancarai di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, yang berjarak sekitar 110 km ke arah timur.  Ayah telah bekerja sebagai petani seumur hidupnya dan ingin saya tetap tinggal. Ia takut membayangkan anak-anaknya pergi.

Saya tetap memustuskan untuk pergi, saya lolos tes, dan bekerja di sana. Sejak saat itu, ayah saya mulai memahami reputasi baik ExxonMobil dan menyambut saya di rumah dengan sanjungan dan air mata bahagia.

Itu baru awal dari perjalanan dan pelatihan saya yang panjang.  Pertama di Aceh, lalu di Angola, Afrika Barat, lalu saya pergi ke Singapura untuk membantu mengaktifkan Fasilitas Penyimpanan dan Pemindahan Terapung (Floating Storage and Offshore/FSO) Gagak Rimang. Setelah itu, saya juga  memimpin instalasinya di sisi utara Tuban di Laut Jawa Timur.

Saat ini saya adalah  teknisi mekanik di FSO, yang bertanggung jawab untuk memastikan semua peralatan dirawat dengan semestinya dan sesuai dengan peraturan dan standar. Fasilitas kami dapat memasok minyak mentah dari Banyu Urip ke pasar domestik dan internasional.

Saya bangga menjadi bagian dari keluarga ExxonMobil dan pada pekerjaan yang kami lakukan. Perusahaan ini memperhatikan kesejahteraan karyawan dan lingkungannya.

Perusahaan ini telah melakukan banyak hal positif di kampung halaman saya. Mereka memberikan bantuan saat desa kami terendam banjir, membangun sekolah lokal dan melatih para guru, serta menyokong ekonomi setempat serta membantu kami menjadi salah satu daerah dengan kinerja tertinggi di Jawa Timur.

Saya telah belajar banyak dengan bekerja di ExxonMobil dan dari pengalaman saya bepergian dan berinteraksi dengan orang dengan  berbagai latar belakang dan budaya. Dulu saya tidak dapat menduga hal ini akan terjadi, namun keputusan untuk mengambil risiko meninggalkan rumah, bergabung dengan perusahaan internasional yang besar, serta bepergian ke beberapa tempat, ternyata menjadikan saya lebih dekat dengan tempat yang sudah saya kenal sepanjang hidup saya.

  • icon/text-size
You May Also Like

Jelajahi Selengkapnya

Junaedi Setiawan: Mari jadikan keselamatan sebagai prioritas nasional
Helly Astanto: Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan